Kamis, 23 Februari 2012

SAKITNYA DI MADU

Jasmin : Hatiku sedih karena pacarku menjadi bipolar.
Sekar : Ngapain dipikir, hukum Hess lagi ! Banyak jalan mencari cowok.
Jasmin : Tapi setiap kali aku memberi aksi dia selalu bergeser seperti asas Lee Chatelier.
Sekar : Cuekin aja, emangnya hanya dia yang boleh berorde 2, kamu juga boleh, toh kecepatan reaksi hati kita kan berbeda-beda, ya nggak sih ?!
Jasmin : Ya juga sih, lagipula menurut Hund sebaiknya kan kita sendiri-sendiri dulu, kalau sudah dewasa baru kita boleh menikah dan serumah.
Sekar : Nah itu pinter, jangan seperti Niels Bohr memberi nama kulit dari K, padahal abjad kan diawali dari A.
Jasmin : Gimana tidak pinter, setiap hari makan glukosa, kan bisa langsung jadi energi.
Sekar : Ya deh percaya, saya sih selalu dukung kamu, netral aja, kan setiap hari aku makan garam.
Jasmin : E... tapi ngomong-ngomong kayaknya kamu naksir sama si Andri ya ?
Sekar : Kok kamu tahu ?
Jasmin : Iya dari tatap matamu tajam seperti tajamnya bau amoniak.
Sekar : Ah sok tahu kamu, tapi aku kan tidak mungkin seimbang dengan Andri
Jasmin : Emang napa ?
Sekar : Bayangin aja, kecepatan berpikir dia kan tinggi sedangkan aku telo.
Jasmin : E .... jangan merendah nanti aku katalisin deh, biar energi pengaktifan Andri turun dan kamu bisa seimbang jadinya.
Sekar : Trims deh Jasmin, tapi aku tidak segolongan dengan dia, jadi percuma, sifat-sifat nya tidak sama.
Jasmin : Nggak boleh putus asa, molekul yang tidak mengutub saja bisa terinduksi menghasilkan gaya, masak kamu tidak mampu menginduksi hatinya supaya mengutub padamu.
Sekar : Ah kamu, pokoknya aku hukum kekekalan massa, sebelum dan sesudah ngobrol denganmu, hatiku tetap pada pendirian semula, tidak akan jatuh cinta pada Andri.
Jasmin : Wah payah lho, ya sudah sampai ketemu besok di orbital yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar